Sabtu, 30 Agustus 2008

Ayat-ayat tentang Puasa

sumber: http://infokito.wordpress.com/2007/09/13/ayat-ayat-tentang-puasa/


“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kama agar kamu bertaqwa. (Yaitu) dalam beberapa hari yang teutentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya bevpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak beupuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui “(Al-Baqarah: 183-184)


Allah berfirman yang ditujukan kepada orang-orang beriman dari umat ini, seraya menyuruh mereka agar berpuasa. Yaitu menahan dari makan, minum dan bersenggama dengan niat ikhlas karena Allah Ta’ala. Karena di dalamnya terdapat penyucian dan pembersihan jiwa, juga menjernihkannya dari pikiran-pikiran yang buruk dan akhlak yang rendah.

Allah menyebutkan, di samping mewajibkan atas umat ini, hal yang sama juga telah diwajibkan atas orang-orang terdahulu sebelum mereka. Dari sanalah mereka mendapat teladan. Maka, hendaknya mereka berusaha menjalankan kewajiban ini secara lebih sempurna dibanding dengan apa yang telah mereka kerjakan. (Tafsir Ibn Katsir, 11313.)

Lalu, Dia memberikan alasan diwajibkannya puasa tersebut dengan menjelaskan manfaatnya yang besar dan hikmahnya yang tinggi. Yaitu agar orang yang berpuasa mempersiapkan diri untuk bertaqwa kepada Allah, Yakni dengan meninggalkan nafsu dan kesenangan yang dibolehkan, semata-mata untuk mentaati perintah Allah dan mengharapkan pahala di sisi-Nya. Agar orang beriman termasuk mereka yang bertaqwa kepada Allah, taat kepada semua perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan dan segala yang diharamkan-Nya. (Tafsir Ayaatul Ahkaam, oleh Ash Shabuni, I/192.)

Ketika Allah menyebutkan bahwa Dia mewajibkan puasa atas mereka, maka Dia memberitahukan bahwa puasa tersebut pada hari-hari tertentu atau dalam jumlah yang relatif sedikit dan mudah. Di antara kemudahannya yaitu puasa tersebut pada bulan tertentu, di mana seluruh umat Islam melakukannya.

Lalu Allah memberi kemudahan lain, seperti disebutkan dalam firman-Nya:

“Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. ” (Al-Baqarah: 184)

Karena biasanya berat, maka Allah memberikan keringanan kepada mereka berdua untuk tidak berpuasa. Dan agar hamba mendapatkan kemaslahatan puasa, maka Allah memerintahkan mereka berdua agar menggantinya pada hari-hari lain. Yakni ketika ia sembuh dari sakit atau tak iagi melakukan perjalanan, dan sedang dalam keadaan luang. (Lihat kitab Tafsiirul Lat’nifil Mannaan fi Khulaashati Tafsiiril Qur’an, oleh Ibnu Sa’di, hlm. 56.)

Dan firman Allah Ta ‘ala :

“Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari lain.” (Al-Baqarah : 184)

Maksudnya, seseorang boleh tidak berpuasa ketika sedang sakit atau dalam keadaan bepergian, karena hal itu berat baginya. Maka ia dibolehkan berbuka dan mengqadha’nya sesuai dengan bilangan hari yang ditinggalkannya, pada hari-hari lain.

Adapun orang sehat dan mukim (tidak bepergian) tetapi berat (tidak kuat) menjalankan puasa, maka ia boleh memilih antara berpuasa atau memberi makan orang miskin. Ia boleh berpuasa, boleh pula berbuka dengan syarat memberi makan kepada satu orang miskin untuk setiap hari yang ditinggalkannya. Jika ia memberi makan lebih dari seorang miskin untuk setiap harinya, tentu akan lebih baik. Dan bila ia berpuasa, maka puasa lebih utama daripada memberi makanan. Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhum berkata: “Karena itulah Allah berfirman :

“Dan berpuasa lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. ” (Tafsir Ibnu Katsir; 1/214)

Firman Allah Ta ‘ala :

“(Beberapa hari yang ditentukan itu adalah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (Al-Baqarah: 185).

Allah memberitahukan bahwa bulan yang di dalamnya diwajibkan puasa bagi mereka itu adalah bulan Ramadhan. Bulan di mana Al-Qur’an –yang dengannya Allah memuliakan umat Muhammad-diturunkan untuk pertama kalinya. Allah menjadikan Al-Qur’an sebagai undang-undang serta peraturan yang mereka pegang teguh dalam kehidupan. Di dalamnya terdapat cahaya dan petunjuk. Dan itulah jalan kebahagiaan bagi orang yang ingin menitinya. Di dalamnya terdapat pembeda antara yang hak dengan yang batil, antara petunjuk dengan kesesatan dan antara yang halal dengan yang haram.

Allah menekankan puasa pada bulan Ramadhan karena bulan itu adalah bulan diturunkannya rahmat kepada segenap hamba, Dan Allah tidak menghendaki kepada segenap hamba-Nya kecuaii kemudahan. Karena itu Dia membolehkan orang sakit dan musafir berbuka puasa pada hari-hari bulan Ramadhan (Tqfsir Ayarul Ahkam oleh Ash Shabuni, I/192), dan memerintahkan mereka menggantinya, sehingga sempurna bilangan satu bulan. Selain itu, Dia juga memerintahkan memperbanyak dzikir dan takbir ketika selesai melaksanakan ibadah puasa, yakni pada saat sempurnanya’ bulan Ramadhan. Karena itu Allah berfirman :

“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kama bersyukur.” (Al- Baqarah: 185).

Maksudnya, bila Anda telah menunaikan apa yang diperintahkan Allah, taat kepada-Nya dengan menjalankan hal-hal yang diwajibkan dan meninggalkan segala yang diharamkan serta menjaga batasan-batasan (hukum)-Nya, maka hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur karenanya. (Tafsir Ibnu Karsir, 1/218)

Lalu Allah berfirman :

“Dan apabila para hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo ‘a apabila ia memohon Kepada-Ku maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku, dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Al-Baqarah:186)

Sebab Turunnya ayat :

Diriwayatkan bahwa seorang Arab badui bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah Tuhan kita dekat sehingga kita berbisik atau jauh sehingga kita berteriak (memanggil-Nya ketika berdo’a)?” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hanya terdiam, sampai Allah menurunkan ayat di atas. ‘ (Tafsir Ibnu Katsir; I/219.)

Tafsiran ayat:

Allah menjelaskan bahwa Diri-Nya adalah dekat. Ia mengabulkan do’a orang-orang yang memohon, serta memenuhi kebutuhan orang-orang yang meminta. Tidak ada tirai pembatas antara Diri-Nya dengan salah seorang hamba-Nya. Karena itu, seyogyanya mereka menghadap hanya kepada-Nya dalam berdo’a dan merendahkan diri, lurus dan memurnikan ketaatan pada-Nya semata. (Tafsir Ibnu Katsir, I/218.)

Adapun hikmah penyebutan’Allah akan ayat ini yang memotivasi memperbanyak do’a berangkaian dengan hukum-hukum puasa adalah bimbingan kepada kesungguhan dalam berdo’a, ketika bilangan puasa telah sempurna, bahkan setiap kali berbuka.

Dari Ubadah bin Asb-Shamit radhiallahu ‘anhu ia berkata, sesungguhnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Tidak ada seorang muslim yang berdo’a kepada Allah di dunia dengan suatu permohonan kecuali Dia mengabulkannya, atau menghilangkan daripadanya keburukan yang semisalnya, selama ia tidak meminta suatu dosa atau pemutusan kerabat. ” Maka berkatalah seouang laki-laki dari kaum: “Kalau begitu, kita memperbanyak (do’a). “

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah memberikan kebaikan-Nya lebih banyak daripada yang kalian minta” (HR. At-Tirmidzi, ia berkata, hadits hasan shahih), (Lihat kitab Riyaadhus Shaalihiin, hlm. 612 dan 622)

Lalu Allah Ta’ala berfirman :

“Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isterimu; mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahrvasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan cavilah apa yang telah ditetapkan oleh Allah untukmu, dan makan minumlah hinngga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi)janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertaqwa.” (Al-Baqarah:187)

Sebab turunnya ayat :

Imam Al Bukhari meriwayatkan dari Al-Barra’ bin ‘Azib, bahwasanya ia berkata :

“Dahulu, para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, jika seseorang (dari mereka) berpuasa, dan telah datang (waktu) berbuka, tetapi ia tidur sebelum berbuka, ia tidak makan pada malam dan siang harinya hingga sore. Suatu ketika Qais bin Sharmah Al-Anshari dalam keadaan puasa, sedang pada siang harinya bekerja di kebun kurma. Ketika datang waktu berbuka, ia mendatangi isterinya seraya berkata padanya: “Apakah engkau memiliki makanan ?” Ia menjawab: “Tidak, tetapi aku akan pergi mencarikan untukmu.” Padahal siang harinya ia sibuk bekerja, karena itu ia tertidur. Kemudian datanglah isterinya. Tatkala ia melihat suaminya (tertidur) ia berkata: “Celaka kamu.” Ketika sampai tengah hari, ia menggauli (isterinya). Maka hal itu diberitahukan kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam, sehingga turunlah ayat ini :

“Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isterimu. “

Maka mereka sangat bersuka cita karenanya, kemudian turunlah ayat berikut :

“Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. (Lihat kitab Ash Shahiihul Musnad min Asbaabin Nuzuul, hlm. 9)

Tafsiran ayat :

Allah Ta’ala berfirman untuk memudahkan para hamba-Nya sekaligus untuk membolehkan mereka bersenang-senang (bersetubuh) dengan isterinya pada malam-malam bulan Ramadhan, sebagaimana mereka dibolehkan pula ketika malam hari makan dan minum :

“Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan puasa melakukam “rafats” dengan isteri- isterimu.”

Rafats adalah bersetubuh dan hal-hal yang menyebabkan terjadinya. Dahulu, mereka dilarang melakukan hal tersebut (pada malam hari), tetapi kemudian Allah membolehkan mereka makan minum dan melampiaskan kebutuhan biologis, dengan bersenang-senang bersama isteri-isteri mereka. Hal itu untuk menampakkan anugerah dan rahmat Allah pada mereka.

Allah menyerupakan wanita dengan pakaian yang menutupi badan. Maka ia adalah penutup bagi laki-laki dan pemberi ketenangan padanya, begitupun sebaliknya.

Ibnu Abbas berkata: “Maksudnya para isteri itu merupakan ketenangan bagimu dan kamu pun merupakan ketenangan bagi mereka.”

Dan Allah membolehkan menggauli para isteri hingga terbit fajar. Lalu Dia mengecualikan keumuman dibolehkannya menggauli isteri (malam hari bulan puasa) pada saat i’tikaf. Karena ia adalah waktu meninggalkan segala urusan dunia untuk sepenuhnya konsentrasi beribadah. Pada akhirnya Allah menutup ayat-ayat yang mulia ini dengan memperingatkan agar mereka tidak melanggar perintah-perintah-Nya dan melakukan hal-hal yang diharamkan serta berbagai maksiat, yang semua itu merupakan batasan-batasan-Nya. Hal-hal itu telah Dia jelaskan kepada para hamba-Nya agar mereka menjauhinya, serta taat berpegang teguh dengan syari’at Allah sehingga mereka menjadi orang-orang yang bertaqwa. (Tafsir Ayaatil Ahkaam, oleh Ash-Shabuni, I/93)

Kamis, 28 Agustus 2008


SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA...

SELURUH CIVITAS AKADEMIKA AMIK KARTIKA YANI MENGUCAPKAN DENGAN TULUS DAN BANGGA....

MET MENUNAIKAN IBADAH PUASA

DENGAN HARAPAN YANG TULUS, SEMOGA KITA SEMUA MENDAPATKAN RIDHO DAN RAHMAT DARI ALLAH SWT.

Selasa, 19 Agustus 2008

WAJAH BARU, MADINGNYA MAKIN OKE...??

hello teman-teman, dah pada liat blum, MADING AR-ROYAH yang baru...
keren banget bo...
itu baru yang namanya kreativitas,
semuanya berbaur TEKNOLOGI..
anda belum liat?
coba aza tengok ke MUSHOLA AMIK KAYANI..
anda semua pasti kagum

Rabu, 06 Agustus 2008

LDK , Zip!!!!

hello teman2 di LDK AR-royah!
piye kabare-nya!!

yuk, kita berdua secara bersama-sama demi kemajuan kampus kita yg tercinta
AMIK KAYANI.

juga... doain agar INKA di tahun ini berjalan dengan lancar!!

Rabu, 11 Juni 2008

bersama alam




kebersamaan itu sangat indah. Tak seindah kesendirian. Ditengah hutan yang rindang, diselingi beribu desiran air, diwarnai hiruk-piruknya suara teman-teman yang sedang bergembira, menikmati indahnya alam, itu kebersamaan yang benar-benar abadi. tak dapat dilupakan.




Bersama alam, memberikan kedamaian. Tapi banyak manusia memanfaatkan dengan kemunafikan. Akhirnya Allah murka, memerintahkan alam untuk mengobak-abik manusia. Seperti banyaknya kejadian yang menimpa bangsa Indonesia.




MArilah kita menjaga alam. Karena sangat indah jika kita bersahabat dengan alam. Alam akan memberikan kesejukkan jiwa. Semoga galery-galery ini bermanfaat


Salam manisa buat LDK Ar-royah




Juga kampus kita tercinta, AMIK KARTIKA YANI


dengan moto baru, semua orang bisa komputer, tapi tidak bisa menjadi expert

Rabu, 14 Mei 2008

seminar jurnalistik

tidak sia-sia! ternyata antusias mahasiswa AMIK KARTIKA YANI mengikuti seminar ini patut diacungi jempol.mereka mengikutinya dengan khidmat. banyak manfaat yang dapat kita ambil sebenarnya dari seminar yang berlangsung tanggal 14 Mei ini (be a Creative writer)
1. akhirnya kita tahu bagaimana menjadi seorang penulis
2. bagaimana menyusun kata-kata yang baik
3. menulis atau tiga bagian: 1) Menulis ilmiah, 2) menulis popoluer dan 3) menulis lepas.
4. ternyata menulis itu mudah, seperti orang ngomong

pembicaranya yaitu Ust. Chandra. beliau menyampaikan pesan itu sangat enak dan mudah dipahami. merasa tidak puas dengan materiyang hanya 2 jam tersebut, akhirnya dari divisi Jurnalistik ingin mengadakan kembali tetapi hanya dalam lingkup anggotaLDK saja. karena kata beliau, 2 jam tidak cukup untuk menyampaikan ini. karena waktu yang dibutuhkan sebenarnya adalah hinggasatu hari (24 jam).

Kita kagum dengan sosok beliau. hanya dalam 4 hari, ia bisa menyelesaikan sebuah buku. padahal jadwal terbangnya banyak sekali.kok bisa yah??? ingin seperti beliau, gimana caranya?
makanya mulai dari sekarang, ketika kita mendapatkan ide jangan sungkan2 untuk menuangkan ide itu. bisa lewat kertas, ketikankomputer. jangan malu apabila ada kritkan dari teman. karena kritik dan saram merupakan pembangun motivasi buat kita semua.
sekali, terima kasih atas kunjungan teman-teman semua......

Rabu, 07 Mei 2008

SEMINAR JURNALISTIK

sebelumnya, dari LDK mengucaokan turut berduka cita atas wafatnya bapak Salam Siswo sugiarto, ayah Edhy Tri CAhyono, Direktur AMIK KARTIKA YANI, semoga, diterima disisi-Nya, AMIN!!,
===================================================================

yup, let's go buat AMIK KARTIKA YANI....

ada seminar seru nih bagi anda yang suka dengan tulis menulis!!!
yang gak suka juga, nggak apa kalau datang, pokoke seru lho!!

seminar ini diadakan oleh divisi jurnalistik AMIK KARTIKA YANI

mau tahu apa saja kegiatannya nanti?
banyak kok! kita akan dilatih bagaimana menjadi seorang penulis yang handal!!
(siapa tahu saja bisa menjadi penulis seperti kang abi pencipta novel ayat-ayat cinta)

jangan ragu!!! sebab ada kegiatan ini tidak dipungut biaya apapun alias gratis

ada snack yang enak dan doorprize yang nggak kalah serunya!!

pembicaranya adalah ust. Candra

tunggu apa lagi, ayo datang di AMIK KARTIKA YANI
jln beo nomor 35 Yogyakarta

tepatnya hari Rabu, 14 mei 2008.
pukul 15.00 Wib tentunya...

Nb: - Mohon dtang tepat waktu
- sebelumnya daftr dulu di contack person, MINGTO: 085292340820
- snacknya hanya tersedia 50 peserta pendatang pertama

dtang yah!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

tiada kesan tanpa kehadiranmu,

Selasa, 29 April 2008

PENGUMUMAN LDK

diberitahukan kepada LDK
bahwa:

setiap hari Rabu bagi yang ikhwan ada kegiatan Rutin di AMIK KARTIKA YANI yaitu
FBI (Forum Bina Islami)
tepatnya pukul 15.00 wib

sedangkan untuk yang akhwat, setiap hari jumat pukul 12.00 di AMIK KARTIKA YANI.

teman-teman dihrapkan setiap hari jumat untuk shalat berjamaah di Mushala
marilah kita meramaikan baitullah..

satu info lagi:
divisi jurnalistik menunda seminar, dikarenakan hari yang begitu mendesak, ada libur.
rencananya awal mei ini.

mohon kedatangannya!!!!!

by ADMIN LDK

Kamis, 24 April 2008

minggu ini

Ass, sebelumnya. Hay teman-teman semua semoga saja tetap dalam lindungan Allah Swt.ini adalah wajah blog LDK Ar-royah AMIK KARTIKA YANI. sedikit sederhana tapi memberi makna untuk kita semua.Blog ini dibuat hanya untuk membuat informasi kepada teman-teman semua tentang kegiatan-kgiatan yang ada di AMIK KARTIKA YANI.dan untuk Info pertama,diharapkan kepada teman-teman untuk berpartisipasi di seminar entrepeneur yang diadakan oleh divisi PSDE. temanya yaitu Bisnis ala rasullulah tepatnya hari kamis 24 April 2008 pukul 15.00 wib.jangan budayakan molor yah!!!!